Lawan Cepat Puas dengan Cita-cita




1. Raih bintang dengan optimis
   Sejarah tidak mencatat adanya orang yang berpangku tangan, malas, dan tidak memiliki cita - cita, mampu membuat prestasi besar. Para pencetak sejarah adalah orang-orang yang optimis, penuh semangat, tak pernah menyerah, dan selalu berjuang agar ia mampu meraih "bintang" yang telah ia canangkan.
   Ketika masih muda, Abraham Lincoln mengupas jagung untuk mendapatkan uang guna membayar buku bekas The Life of Washington. setelah membaca buku itu ia berkata, "Aku tak ingin mencangkul, menguliti jagung, memagarinya dan sejenisnya." Dia ingin kehidupan yang lebih baik. "Lalu kamu mau menjadi apa?" Dia ingin kehidupan yang lebih baik. "Lalu kamu mau menjadi apa?" tanya seorang. dengan yakinnya ia menjawab, "Aku akan menjadi presiden." Banyak orang tertawa dan melecehkan impiannya. Namun dengan perjuangan dan optimisme yang luar biasa, maka pada 1860, Abraham Lincoln menjadi presiden Amerika di usia 51 tahun.
2. Tidak tergesa melihat nasib
   Hidup ini terkadang naik dan adakalanya turun. Tatkala sedang naik, waspadalah bahwa suatu saat bisa turun. begitupula sebaliknya, tatkala sedang turun, sadarlah bahwa bila mau dan mampu bekerja keras, cerdas dan ikhlas, anda akan mampu bangkit. kita pernah dilenakan dengan pernyatan-pernyataan bahwa Indonesia adalah surga. Apapun yang di tanam mampu tumbuh, dan kita pernah menikmati ekpor migas. di tingkat Asia Tenggara kita selalu berjaya jauh meninggalkan rival-rival utamanya pada arena Sea Games. Lihatlah sekarang. Utang negeri kita melonjak, busung lapar pun ada, di arena olahraga pun kita sudah mulai terseok-seok.
   Bandingkan dengan Jepang. Negara yang pernah luluh lantak digasak bom Amerika Serikat, sekarang sudah menjadi negara kuat. setelah di bom mereka segera berbenah. Atau orang-orang china yang menyebar ke pelosok penjuru dunia sebagai akibat tekanan bangsa Han dari Utara. orang-orang China tumbuh secara kohesif, dengan solidaritas dan kekeluargaan yang tinggi, yang mengubah bangsa China bangsa kuat dan disegani. Bahkan John Naisbit telah meramlkan kebangkitan China dalm bukunya Megatrend 2000.
3. Saat diuji dia menyambut ujian itu dengan baik
   Orang yang sering mendapat ujian sesungguhnya adalah benih-benih orang hebat di mas mendatang. Sebagaimana pepatah mengatakan, "Pelaut ulung tidak akan lahir di laut yang tenang." Begitu ada ujian, anda seharusnya bersyukur karena itu pertanda anda mau naik kelas. bila tak pernah mendapat ujian, anda harus khawatir jangan-jangan derajat dan kelas hidup anda memang belum naik kelas.
   Perhatikan proses terjadinya mutiara. sebutir pasir masuk kedalam tubuh kerang yang masih belia. kerang nan belia itu mengerang, merasakn sakit yang luar biasa. Butiran pasir bagaikan sembilu yang menusuk dan melukai tubuh kerang. Dengan sabar ia menahan rasa sakit itu. waktu terus berlalu, dan lama kelamaan sang kerang tak lagi merasakn sakit. dan butiran pasir itu telah berubah bentuk menjadi sebutir mutiara nan indah.
   Kesabaran kerang menghadapi rasa sakit itu telah menghasilkan sebutir mutiara yang nilainya ribuan kali dibandingkan kerang yang dijual di bawah tenda bertuliskan: "sedia kerang rebus". Jadi, pilihan ada pada kita sendiri, apakah ingin menjadi kerang mutiara atau sekedar menjadi kerang rebus. Lihatlah cermin, sebutan apa yang pantas buat kita; kerang rebus atau kerang mutiara?
4. Paham atas kesalahan yang tak terhindar, tapi besok harus lebih baik
   Tak ada manusia yang sempurna. setiap kita pasti pernah berbuat salh. bila ada yang merasa bahwa dia tidak pernah berbuat salh selalu merasa suci, dialah orang sombong. Maka jangan terus menerus menangisi kesalahan yang pernah terjadi. Jalan yang paling tepat adalah, sesali kesalahan yang pernah terjadi, ambil pelajaran dan segera bertindak menabur energi positif lagi, di mana pun dan kapan pun.