1. Stamina Diri
Seorang pekerja keras akan mengeluarkan energinya melalui fisik secara rutin dan akan membentuk stamina prima. Tergantung kebiasaan jenis energi fisik mana yang digunakan. secara umum dapat disebut bahwa energi fisik yang bagus adalah jika dapat memperbanyak udara segar bagi pernapasan, melancarkan peredaran darah, dan membakar lemak dalam tubuh. Para pekerja pabrik dan kantoran yang berkeringat, akan membuatnya memiliki stamina lebih bagus dibanding pekerja yang mengeluarkan sedikit keringat.
Mereka yang memiliki stamina bagus akan memiliki konsentrasiyang cenderung sama baik ketika mereka mengawali jam kantor dan mengakhiri jam kantor. Bagi petinju mereka adalah petinju yang mampu bertarung 15 ronde tanpa kedodoran. Bagi penjahit mereka adalah yang mampu memasukkan benang ke lobang jarum secara cepat setelah beberapa potong baju selesai dijahit. bagi pembatik mereka adalah yang mampu mengukir gambar bulu angsa dengan ujung canting yang teteap halus setelah beberapa lembar kain selesai dibatik.
Atau seorang sekretaris, yang mengetik tanpa salah walaupun puluhan lembar surat telah selesai diketiknya. Atau seorang manager yang masih mampu menemukan kesalahan mikroskopis yang diperbuat timnya. Atau seorang direktur yang masih mampu secara jernih bisa memisahkan mana fakta dan mana opini sehingga dia tidak salah mengambil keputusan.
2. Disiplin
Seorang pekerja keras dengan sendirinya akan melahirkan disiplin diri. Mereka tidak menginginkan ada bagian dari pekerjaannya yang belum selesai. Mereka mampu dan mau bekerja dengan durasi lebih panjang. Mereka juga menginginkan mengawali kerja sesuai dengan waktunya. mereka akan mendisiplinkan diri, dan memiliki tingkat kepatuhan tinggi. mereka khawatir dan merasa tidak aman jika tidak menunaikan tugasnya.
Badan mereka merasa ngilu-ngilu jika anggota badannya tidak bergerak. Mereka terpanggil untuk mengeluarkan keringat melalui energi fisiknya. sekaligus untuk menutupi kekhawatiran, mereka memilih pekerjaan yang hasilnya sesuai dengan panggilan tugasnya. Karena itulah mereka disiplin menunaikan tugasnya.
Disebut disiplin karena mereka mengetahui apa kewajiban dan tanggung jawabnya dan kemudian dengan penuh dedikasi dan loyalitas mereka berusaha untuk memenuhinya. jika di minta sudah harus berada di kantor jam 8 pagi, maka para pekerja keras akan berusaha untuk datang tepat waktu. pekerja keras akhirnya identik dengan disiplin.
Anda tentunya kenal dengan keluarga perenang Raja Nasution. Hampir kesemua anak-anak Nasution menjadi perenang nasional. diakui oleh anak-anaknya, sang ayah menggembleng mereka sangat keras. bangun pukul 4:00 dan langsung ke kolam renang untuk berlatih sampai pukul 6:30 Latihan reguler pun dilakukan dengan jarak 10.000 sampai 11.000 meter setiap pagi. Elsa Manora Nasution, Elfira Rosa Nasution, Kevin Rose Nasution hingga Akbar Nasution adalah para perenang nasional yang berlatih sejak masih kecil. Tanpa disiplin latihan yang teratur tak mungkin keluarga ini bisa merajai dunia renang Indonesia.
3.Keberdayagunaan
Seorang pekerja keras juga mampu memberdayakan metafisiknya. Sehingga mereka menjadi bugar secara metafisik. Karena telah mampu memberdayakan metafisiknya, para pekerja di tingkatan ini akan lebih memiliki keberdaya gunaan yang tinggi. Penjelasannya otomatis akan memiliki kemampuan berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Kemampuan tersebut akan melahirkan konsistensi dan kualitas kerja yang sama dari pagi sampai sore.
Selain itu, seseorang yang bugar metafisiknya juga akan memiliki spektrum bioritmik yang lebih luas. Menghadapi frekuensi interaksi dengan anak-anak dan dengan orang dewasa yang serius akan bisa dihadapi dengan sama baiknya. Karena kemampuan metafisiknya mampu bermain di gelombang beta yang rendah mendekati alfa dan di saat lain bisa di gelombang beta yang tinggi di dekat gamma.
Hal ini akan berdampak positif jika yang bersangkutan menghadapi situasi yang tidak menentu. suatu kali dia menghadapi bos yang galak dan semenit kemudian menghadapi anak buah peremp[uan yang sedang sensitif. Mau tidak mau dia harus men-switch gelombang otaknya agar bisa menghadapi keduanya dengan sama baiknya. jika hal seperti ini sudah biasa dia lakukan, maka produktifitas dalam sehari akan lebih tinggi karena keberdayagunaannya juga tinggi.
Oarang yang seperti itu akan tetap bekerja baik ketika diajak bekerja di lapangan yang panas atau kantoran ber AC, juga sama baiknya ketika diberi pekerjaan yang menggunakan indra mata atau yang menggunakan indra telinga. Diberi pekerjaan yang menggunakan keterampilan kaki atau keterampilan tangan juga sama baiknya. Melalui kebugaran metafisik yang memiliki spektrum kerja yang luas, maka ia akan mampu memberdayagunakan seluruh indra dan anggota tubuh yang dimilikinya.
4. Ketersediaan Diri
Seseorang pekerja keras pada tingkatan yang lebih baik lagi adalah mereka yang sehat secara fisik dan bugar secara metafisik. Mereka seperti berada di mana saja dan siap kapan saja serta ready to use. Setelah mengerjakan yang satu, ia langsung menuju ke pekerjaan yang lain dan begitu seterusnya. Sehingga ketika orang lain memerlukan delapan jam, dengan beban pekerjaan yang sama dia cukup enam jam kerja. Inilah yang membuat dia masih memiliki sisa waktu dua jam untuk siap membantu orang lain.
Seorang pekerja keras selalu ada ketika dibutuhkan. Ketika atasannya meminta hadir, dia selalu ada. ketika rekan kerja meminta bantuannya dia selalu siap. ketika bawahannya mengharapkan bimbingannya, dia selalu punya waktu. Bagi seorang Ibu rumah tangga yang bekerja keras, ketersediaan dirinya ditunjukkan dengan kemampuan memberikan curahan perhatian dan dukungan yang penuh kepada semua anggota keluarganya. Dia siap membantu anak-anaknya mengerjakan pekerjaan rumah, menyiapkan makan untuk semua anggota keluarga, melayani semua kebutuhan suaminya, mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, membersihkan rumah, dan masih juga sempat bersosialisasi dengan para tetangganya.
Jika keempat output dari hasil kerja telah terbangun, maka anda telah memiliki pijakan yang kuat untuk menuju pada kerja cerdas dan kerja ikhlas. Namun bisakah seseorang mencapai posisi pimpinan dengan hanya mengendalikan kerja keras saja? tentu saja bisa. karena kekuatan fisik dan metafisik yang ada pada dirinya bisa dimaksimalkan, maka akhirnya jumlah item yang bisa diselesaikan mencukupi untuk standar pimpinan.
Perbandingannya adalah sebagai berikut: anggaplah seorang dirut harus memiliki kapasitas menyelesaikan 100 item pekerjaan. Bagi yang sudah mampu melakukan kerja cerdas dan atau kerja ikhlas maka 100 item tersebut diselesaikan dengan menggunakan pengganda. Mereka memilih secara jitu 10 item penting, kemudian dengan sepuluh item tersebut dapat diselesaikan 90 item lain secara berantai. sedangkan pekerja keras akan menyelesaikan 100 item itu melalui dirinya sendiri hingga semua tuntas. mungkin memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi akhirnya sampai juga.
Bagi mereka yang mampu menyehatkan fisik dan membugarkan metafisiknya lebih baik, maka ia juga akan bisa menyelesaikan sendiri pekerjaan dengan waktu yang cepat, seperti yang dilakukan pekerja cerdas. faktor kunci keberhasilan pekerja keras adalah pengalaman dan jam terbang yang didukung oleh kekuatan fisik dan metafisik yang prima.