Hukum Kekekalan Energi



   Hukum Kekekalan Energi (HKE) itu mutlak, Energi ada di sekitar kita walaupun tidak bisa dilihat dan dipegang, Ilmu fisika menyebut energi sebagai sebuah kemampuan untuk melakukan kerja. Energilah yang membuat alam semesta berfungsi sebagaimana mestinya. Ia mewujud dalam bentuk-bentuk seperti cahaya, panas, suara, listrik, mekanikal, kemikal, elektromagnetik, dan lain sebagainya. Ia juga tersimpan di dalam benda-benda terlihat, seperti air, gunung, pepohonan, batu, kertas, hewan, dan manusia. segala sesuatu di alam semesta pada dasarnya mengandung energi.
   Jumlah energi di alam semesta menurut HKE bersifat tetap. Ia tidak akan diciptakan lagi dan tidak akan pernah hilang. Artinya energi di alam semesta jumlahnya sama, sejak awal penciptaan secara sempurna dan tidak mungkin melakukan tambal sulam. semuanya telah disiapkan secara lengkap, termasuk besaran energi di dalamnya.
   Walaupun jumlahnya selalu tetap, energi dapat berubah bentuk. Dalam proses-proses alam, terkadang air berubah menjadi uap, kayu berubah menjadi bara api, uranium berubah menjadi bom, listrik menjadi tenaga gerak, dan lain sebagainya. Ketika beraktivitas sehari-hari, kita juga mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
   Gerakan tangan menjadi sebuah tulisan. Berolahraga menghasilkan badan sehat. menuntut ilmu menghasilkan luasnya wawasan. senyuman menjadi cinta. Amarah menjadi rasa takut. Kunjungan ke rumah seseorang menjadi keakraban dan lain sebagainya. Yang pasti, bagaimanapun berubahnya, jumlah energi pasti selalu tetap. tidak ada energi yang hilang dan tidak ada yang di tambahkan.
   Hukum Kekekalan Energi Pada Manusia
    Sebagai makhluk tuhan, manusia pasti terikat HKE. semua energi yang masuk kedalam tubuh, akan kita salurkan keluar dalam bentuk yang berbeda-beda. namun energi yang keluar dan yang masuk kedalam tubuh kita jumlahnya sama.
   Keterikatan manusia pada HKE berbeda dari makhluk lainnya. Manusia berbeda dari gunung, air, tumbuhan, maupun hewan. Manusia adalah mikrokosmos, sedangkan gunung, airt, tumbuhan, dan hewan hanyalah bagian dari makrokosmos atau alam semesta. Mikrokosmos dan makrokosmos saling berhubungan. walaupun demikian, manusia memiliki sebuah sisttem tersendiri yang melingkupinya. manusia memiliki semestanya sendiri. sebagai mikroskosmos, manusia memiliki persamaan dengan alam semesta sebagai makrokosmos.
   Dengan adanya unsur-unsur yang ada dalam manusia (mikrokosmos) berarti kita bisa menarik kesimpulan, bahwa hukum-hukum yang berlaku di makrokosmos, juga berlaku di mikrokosmos. hukum tersebut termasuk Hukum Kekekalan Energi.
   Apa Arti Hukum Kekekalan Energi Bagi Manusia?
   Dengan berlakunya Hukum Kekekalan Energi di dalam sistem kehidupan manusia, berarti semua bentuk energi yang kita keluarkan pasti tidak pernah hilang. Alam yang menjamin, bahwa nilai dari bentuk energi yang kita hasilkan akan sama dengan nilai dari energi yang kita keluarkan.
   Setiap hari kita mengeluarkan energi; ketika kita bekerja, ketika menjamu tetangga, maupun ketika mengajar anak-anak tentang kesalehan. semua tidak akan sia-sia, karena energi itu tidak hilang, energi itu akan menghasilkan energi dalam bentuk lain yang dapat kita rasakan. Misalnya, setelah mengeluarkan energi untuk bekerja, maka kita akan merasakan energi itu kembali dalam bentuk gaji dan apresiasi dari atasan. Energi untuk mengajar anak-anak tentang kesalehan, akan kembali dalam bentuk bakti anak-anak pada kita. sedangkan energi ketika menjamu tetangga, akan kembali dalam bentuk persahabatan dan kepercayaan. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi, maka nilai energi yang kembalio, pasti sama dengan nilai energi yang dikeluarkan.
   Artinya, apa yang kita usahakan di dalam hidup, akan sama dengan apa yang bisa kita hasilkan. Rumusnya:
Jumlah Usaha = Hasil Usaha
   Misalnya, kita keluarkan energi atau jumlah usaha yang nilainya 100, maka pasti kita akan memperoleh kembali energi senilai 100. begitupun ketika usaha yang dikeluarkan bernilai satu juta, maka kita akan memperoleh hasil senilai satu juta rupiah. Tidak lebih dan tidak kurang. jadi kalau kita ingin mendapatkan hasil usaha senilai Rp 10juta, maka kita harus melakukan usaha yang nilainya juga Rp 10 juta. Hukum kekekalan Energi akan menjamin imbal baliknya.
   Apa yang anda rasakan dalam kenyataan hidup sehari-hari? benarkah logika HKE itu? Terkadang kita sering merasa tidak seperti itu. Kita tidak mendapatkan balasan setimpal atas apa yang telah kita usahakan. Suatu saat anda berusaha maksimal. Nilai usahanya Rp 100 juta. Tapi kenapa hasilnya hanya bernilai 70 juta? padahal menurut HKE, jumlah usaha sama dengan hasil usaha. Mungkinkah alam mengorupsi sisa energi anda yang bernilai Rp 30 juta? sebetulnya apa yang terjadi? apakah hukumnya keliru? atau ada penyebab lain?
   Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, nilai Rp 100 juta sebenarnya sudah kembali. Tetapi yang kembali dalam bentuk uang hanya Rp 70 juta. Sisa 30 juta kembali dalam bentuk lain. seperti nama baik, kepercayaan dari rekan kerja dan klien, serta kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
   Kemungkinan kedua, tidak semua hasil usaha yang dioperoleh bisa langsung anda nikmati dan anda rasakan. sebab hasil usaha di dalam konsep Hukum Kekekalan Energi terbagi menjadi dua komponen. Pertama, komponen hasil usaha yang dapat dirasakan langsung dan disebut Hasil Usaha Tampak (HUT). kedua, komponen hasil usaha yang tidak dirasakan langsung dan disebut Tabungan Energi (TE). Dengan demikian bila diformulasikan dalam bentuk rumus diperoleh rumusan sebagai berikut;
Jumlah Usaha = Hasil Usaha Tampak + Tanbungan Energi
   Dalam contoh kasus diatas, maka HUT yang anda terima adalah uang Rp 70 juta. Anda juga memiliki TE senilai Rp 30 juta. Coba masukan angka-angka tersebut ke dalam rumus, pasti akan diperoleh angka yang sama. Jumlah usaha anda sama dengan hasil usaha yang anda peroleh, yakni sama-sama 100 njuta.
   Dalam ilmu fisika, energi tidak selamanya harus berwujud dan dampaknya terasa langsung. Energi juga bisa disimpan dalam bentuk energi potensi (potential energy). contohnya, air di dalam bendungan. Air di situ diam, tidak bergerak dan tidak melakukan apa-apa. Tetapi di dalamnya tersimpan energi potensial yang suatu saat saat akan berwujud. Ketika bendungan dibuka, maka dengan bantuan gaya gravitasi bumi, energi potensial tersebut berubah menjadi energi gerak yang dapat menggerakkan turbin-turbin pembangkit listrik. Akhirnya kita bisa melihat hasil kerja air dalam bendungan itu. Contoh tersebut memberi pengertian, bahwa Tabungan Energi yang kita miliki, sesungguhnya adalah energi potensial milik kita. semakin besar tabungan energi kita, maka semakin besar pula energi potensial yang kita miliki.